Senyum yang hilang di panti asuhan
Disini aku sedang terpaku didepan panti asuhan, yang tak terfikir oleh ku bisa berada, dan bisa menjadi bagian dari tempat yang menurut ku menyeramkan dan tidak asyik. Semenjak berada dipanti ini mulai dari datang sampai sekarang, tak pernah ada lagi senyum ceria dari ku, sebab itulah aku selalu dijuluki “si jutek” oleh anak-anak panti.
Aku merenung mengulang kembali kejadian sebelum berada disini, dan mengapa aku bisa disini.
Isak tangis ku tersedu-sedu menangisi kepergian kedua orang tua, “sudahlah sayang yang sabar kan masih ada tante, ishhhht, dalam hatiku bergumam, tante Rika saudara ku satu-satunya yang aku kenal, kali ini aktingnya bagus sekali, didepan semua yang menghadiri pemakaman kedua orangtua ku, dia sangat baik, ternyata setelah ku ketahui semua sifatnya begitu kejam dan serakah.
Akuteringat pula pada kecelakaan maut yang merenggut nyawa kedua orangtua,
Minggu pagi 26 januari 2009, “Dinaaaa…, panggil mama dengan nada yang kencang, (ya tepat nya itulah nama ku) “ yaaaa mama… jawabku, “cepat bereskan barang-barang yang mau dibawa, mamah dan papah menunggu dibawah, “cepat!!! Nanti kita kesiangan, perintah mama, mama memang tidak suka orang yang lelet, “hehe padahal aku lelet banget makanya kalau mama nyuruh pasti saja selalu berakhir dengan kata cepat!!!, hari itu tidak ku sangka adalah hari terakhir bersama kedua orang tua ku.
Perjalanan dari rumah sampai pertengahan jalan semua lancar-lancar saja, rencana kami akan berlibur ke puncak, sesaat tiba-tiba dari arah berlawanan bus besar seperti hilang kendali dan menyerobot begitu saja melewati pembatas jalan hingga masuk ke arah jalan yang sedang kami lalui, sialnya mobil kami tepat berhadapan degan bus yang hilang kendali, sehingga kecelakaanpun tidak terhindarkan.
Setelah kejadian itu aku tak ingat lagi, setelah sadar aku sudah berada dirumah sakit, spontan aku teringat mama papa , dan bertanya kepada suster dengan paniknya, “suster mana mama papa saya????
Tak sanggup lagi aku mengingat semuanya, sehingga sampai berada dipantipun tak pernah lagi aku tersenyum, sedikitpun tak pernah tersirat diwajah ku senyuman itu
Ternyata tante Rika mengambil semua hak-hak aku, termasuk harta kekayaan orangtua ku, “ahhhhh tak mau lagi mengingat-ingat kekejaman tante Rika, cukuplah penderitaan ini, hanya keadilan saat ini yang kubutuhkan, sebab kini aku merasa tidak punya apa-apa dan merasa tidak pantas, tidak berguna lagi hidup ku didunia ini, andai saja keadilan berpihak pada ku sekarang, mungkintidak seperti ini.
“heh…… jutek, “ya allah kagetnya.. terlontar begitu saja dari mulut ku, “ciee sadar … gumam si Astri, cewek super bawel doyan gangguin anak-anak yang ada di panti ini, tapi walaupun seperti itu dia adalah sahabatku, “ woy sadar loe ngelamun mulu, dasar cewek jutek”, pasti saja dia menjuluki seperti itu.
“apa sih loe ganggu-ganggu gw kebiasaan deh, “yeh ge-er siapa yang gangggu loe? “hmmm gw Cuma mau bilang loe tuh dicariin bunda kiarana, ditunggu dikantornya, huft jantungku berdetak kencang, aku sangat kaget, biasanya bunda kirana hanya memanggil kekantornya jika aku bersalah, terus kasih hukuman, “kali ini apalagi ya? “woy apalagi apanya sih? celetuk cie astri, “ya apalagi…..? seru ku, “perasaan gw gak buat salah, kenapa gw dipanggil kekantor? “udah sana temuin dulu, siapa tau aja bukan buat dihukum, saran si astri, cewek bawel yang terkadang saran dan kata-katanya masuk akal juga.
“ya ya ya gw kekantor, dasar baweeeel, celetuk ku, “bukannya terima kasih loe, ‘iah terima kasih baweeeeeeeel, teriak ku sambil meninggalkannya pergi untuk segera menuju kantor bunda kirana, sepertinya beliau sudah menunggu lama.
ASSALAMUUU….
Belum sempat aku selesaikan salam, aku terkaget dan takut mengganggu, sebab setelah buka pintu terlihat ada seorang bapak-bapak yang belum terlalu tua, berpakaian rapi lengkap dengan jas dan sepatu hitam yang mengkilap serta dasi yang serasi dengan warna kemeja, hmmm semuanya amat rapi dan perfec. Jadi teringat astr,i jangan-jangan itu anak ngrjain aku lagi?
WALAIKUM SALAM….
Suara bunda kirana nan merdu menjawab salam ku yang terputus karena terkaget tadi, “sini-sini dina masuk!, suruh bunda kirana kepada ku yang masih melongo saja didepan pintu, tapi tak terlalu lama langsung aku masuk seperti yang bunda kirana suruh, “ini loh pak dina,
langsung saja tanpa basa basi lagi bunda kirana memperkenalkan bapak yang berpakaian rapih tersebut kepada ku, sambil bersalaman aku sebutkan nama, “Dina pak, “owh cantiknya seperti ibu mu, gumam bapak itu, semakin penasaran saja aku, sebenarnya siapa sih sesosok bapak yang sedang berada percis dihadapan ku? “saya Raka panggil saya om Raka!, “iah om jawabku.
“Gini loh din om Raka ini ternyata pengacara orang tua mu, dia sudah lama mencari-cari, jelas bunda kirana, aku kaget perasaanku tak karuan, “iah dina sambung om Raka sudah lama sekali om mencari-cari kamu, tentang tantemu sudahlah jangan difikirkan lagi, ia sudah dibereskan oleh pihak yang berwajib,” aku terpaku mendengarkan om Raka berbicara, “sangat sulit sekali tantemu mengatakan keberadaanmu, “tapi sudahlah toh yang saya cari sudah didepan mata”, “sekarang kamu jangan bersedih lagi sayang, “kedatangan om kesini untuk menjemputmu kembali pulang kerumah.
“Ya allah aku tidak percaya, ku pandang bunda kirana dengan ragu, tetapi bunda kirana membalasnya dengan anggukan tanda membenarkan sekaligus setuju, “yang bener om? tanya ku dengan nada yang penuh keraguan, “iah sayang,” horeeeee bun aku pulang, suruku sambil memeluk bunda kirana yang telah sabar merawatku dengan segala kenakalan, horeeeee alhamdulillah senangnya aku, terima kasih ya ALLAH, Engkau menjawab semua doa-doa ku selama ini, terima kasih untuk bunda kirana sekali lagi, aku tidak akan melupakan engkau dan teman-teman semua.
“ayo dina bunda antar kekamar bunda bantu membereskan barang-barangmu, sekarang!!! “Sekarang om? Tanya ku secara spontan kepada Om Raka, Om Raka hanya mengangguk saja dengan tersenyum, ketika sampainya dikamar teman-teman bertanya tak henti-henti nya, bunda kirana langsung berbicara, anak-anak dina mau pulang sekarang ayo bersalaman kalian berpamitan, “hati-hati ya din, “jangan lupa sama kita-kita, “klo ada waktu main kesini, “harus lebih sering tesenyum ya, begitulah kalimat-kalimat dari teman-teman panti ketika bersalaman dengan ku.
“Tetapi aku tak melihat si astri bawel kemana anak itu?, sambil celingukan, dari belakang aku ditubruk dipeluk, “loe mau kemana din?, jangan tinggalin gw, “gw gak mau disini sendiri, hiks hiks hiks, suara astri terdengar sangat sedih isak tangisnya yang tak henti sambil memelukku, kuputar balik tubuhku mengusap air matanya yang membasahi pipi, astri, baru kali ini aku melihat dia menangis tersedu-sedu, biasanya dia yang paling ceria, “udah akh bukan gw yang harus loe tangisin! “gw gak pantes untuk air mata loe,” kita masih tetep sahabat kok, “setelah gw dah gak disini pun loe masih tetap sahabat gw, “dan loe gak sendirian disini, ada bunda kirana dan teman-teman “tapi loe janji akan slalu tersenyum ya? Pesan astir kepadaku, “Iah jawabku meyakinkan, “dina cepat pak Raka sudah menunggu,,,.suara bunda kirana terdengar, “Oke tri saatnya gw pergi gw gak mau liat loe nangis saat gw pergi, karna itu bisa buat gw gak rela tinggalin loe”, astri hanya menganggukkan kepala, sambil mengusap air matanya meski masih tersedu-sedu, kami berjalan berangkulan menuju depan panti, sesaat sebelum meninggalkan panti ini, aku bahagia, walaupun ada sedih, setelah ini aku akan berubah menjadi gadis yang slalu tersenyum.
SELESAI…
tolong komentarkan teman biar bisa lebih bgus lg cr membuat cerpennya
BalasHapus